Di Provinsi DI Yogyakarta, kekeringan
melanda di 10 kecamatan di Kabupaten Kulon Progo. Di 10 kecamatan
tersebut ada 32 desa yang terdampak kekeringan , ada 12.721 Jiwa di
dalam 7.621 KK yang terdampak kekeringan di musim kemarau ini.
Penyaluran air bersih terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan.
Sedangkan kekeringan dan dampaknya di Provinsi Banten, dan Bali masih
dilakukan pendataan. Sebagian besar daera-daerah yang terlanda
kekeringan adalah daerah-daerah yang pada tahun-tahun sebelumnya juga
mengalami kekeringan. Masih tingginya kerusakan lingkungan dan daerah
aliran sungai menyebabkan sumber air mengering. Pasokan air di sungai
menyusut drastis selama musim kemarau. Di satu sisi kebutuhan air masih
meningkat sehingga kekeringan menahun masih terjadi di wilayah tersebut.
Upaya
yang dilakukan untuk jangka pendek adalah bantuan dropping air bersih
melalui tangki air. BPBD Bersama SKPD, relawan dan dunia usaha telah
menyalurkan jutaan liter air bersih kepada masyarakat. Beberapa daerah
dijadual untuk pengiriman bantuan air bersih karena keterbatasan mobil
tangki air. Air bersih ini untuk memenuhi kebutuhan minum dan memasak.
Sedangkan untuk mandi dan cuci warga harus memanfaatkan sumber-sumber
mata air dari sungai atau embung-embung. BNPB memberikan bantuan dana
siap pakai kepada BPBD yang telah menetapkan status darurat untuk
menangani kekeringan.
Upaya mengatasi
kekeringan sudah dilakukan setiap tahun, namun upaya ini belum dapat
menuntaskan semuanya. Pembangunan sumur bor, pembangunan perpipaan,
pemanenan hujan, pembangunan embung, bendung dan waduk telah dapat
mengurangi dampak kekeringan. Upaya ini masih terus dilakukan ke depan.
Diperkirakan
kekeringan masih akan berlangsung hingga akhir Oktober 2017 mendatang.
BMKG telah merilis bahwa sebagian besar pulau Jawa saat ini sedang
mengalami puncak musim kemarau, dan akan masuk awal musim hujan pada
Oktober-November 2017. Awal Musim Hujan 2017/2018 di sebagian besar
daerah diprakirakan mulai akhir Oktober - November 2017 sebanyak 260
zona musim (76%) dan mengalami puncak musim hujan pada Desember
2017-Februari 2018.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat data Informasi dan Humas BNPB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar